Rabu, 13 Januari 2016

Pameran Dan Kritik Karya Seni : Apresiasi Untuk Sesama


PAMERAN DAN KRITIK KARYA SENI RUPA
JUDUL :
APRESIASI UNTUK SESAMA

Yang di buat oleh :  RAJUARDI IBRAHIM Banda aceh 2015
Rumah Budaya Banda aceh 27-29 Desember 2015
Spported by     :
1.      IMBI (Ikatan Motor Besar Indonesia)
2.      Predator Hunting and Shooting Clup
3.      Aceh Indie Photo No Talk just Photo
4.      Kanvas Gudang Kaos Polos
5.      Lab’s Digital Printing
Langkah-langkah persiapan pameran :
1.      Pemilihan tempat
2.      Pembentukan panitia kecil (kawan-kawan seniman)
3.      Sumber dana dari pribadi dan kawan-kawan seniman)


LATAR BELAKANG PELUKIS

Nama Pelukis               : Rajuardi Ibrahim
Tanggal Lahir               :09 Desember 1961
Riwayat Pendidikan     : TK, SD, SMP, SMA di Banda aceh
                                      Alumni dari Tehnik Sipil UNSYIAH
Asal                             : Bireun, Matang Dua, sekarang menetap di Banda aceh




PEMBAHASAN MENGENAI SANG PELUKIS
            Rajuardi Ibrahim adalah sosok inspiasi bagi semua orang. Beliau adalah seorang pecinta seni, salah satunya yaitu Seni lukis, dan juga merupan dosen di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Rajuardi ibrahim menggeluti Seni Lukis pada masa kuliahnya, guna untuk membayar uang kuliah, beliau mengatakan bahwa pada saat itu ekonomi sedang tidak stabil. Dan kemudian beliau membuat spanduk dan poster pada tahun 1988. Beliau pernah meninggalkan dunia lukis untuk sementara waktu karena ada sedikit hambatan pada saat itu. Namun pada tahun 2014 beliau mulai aktif kembali menggeluti dunia seni lukis. Pameran ini adalah pameran pertama yang beliau selenggarakan, dan beliau juga berharap pameran ini dapat membangkitkan semangat para seniman-seniman baru dan memicu hasrat mereka untuk lebih giat lagi menekuti dunia lukis. Ada pun aliran yang beliau keluti dalam dunia lukis adalah ekpresionisme. Aliran ini memiliki metode pelukisan yang sangat sederhana yaitu dengan cara tidak mencampurkan warna terlebih dahulu namun warna tersebut langsung di timpa di atas kanvas.
 Di tinjau dari latar belakang keluarga beliau bahwasanya beliau tidak memiliki garis keturunan seniman, akan tetapi beliau memiliki keahlian melukis secara otodidak. Dan beliau mempunyai filosofi yang sangat sederhana namun mengandung makna yang dalam yaitu “MENYENANGKAN ORANG LAIN”.
            Karya-karya beliau sangat menarik, seperti lukisan yang berjudul Bukan Adu Domba, Negarawan, tema tentang kehidupan, bahkan sampai artis papan atas pun termasuk ke dalam salah satu karyanya. Dan disini kami mengambil bahan kajian yaitu tentang sebuah lukisan yang berjudul “BUKAN ADU DOMBA”. Lukisan ini adalah salah satu karya beliau yang lahir pada tahun 2014. Berikut ini adalah keterangan tentang lukisan BUKAN ADU DOMBA.

BAHAN KAJIAN :
Judul Lukisan              : Bukan Adu Domba
Tahun Pembuatan        : 2014
Ukuran                                    : 90 cm * 60 cm
Bahan                          : Oil On Kanvas



  
Lukisan yang berjudul BUKAN ADU DOMBA terinspirasi dari kehidupan dan alam sekitarnya. Lukisan ini di ciptakan pada tahun 2014. Sejarahnya lukisan ini di buat karena si pelukis melihat kehidupan sekarang sangat lah berbeda dengan yang dulu, sekarang banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apapun bahkan sampai-sampai mereka mengadu domba antara satu dengan yang lain. Oleh karena pelukis mengungkapkannya pada kanvas sehingga melahirkan lukisan ini.
Proses pembuatan lukisan ini sangat sederhana, karena si pelukis menggelutu aliran ekspresionisme, yaitu tidak mencampurkan warna terlebih dahulu namun langsung menimpakannya pada kanvas, warna-warna yang di gunakan adalah wakna yang biasa, seperti hijau, kunibg dan lain sebagiannya.  Bahan yang di gunakan untuk membuat lukisan ini berupa kanvas, kuas dan cat.
            Lukisan ini juga menjelaskan tentang bahwasanya agama kita yaitu Islam sangat melarang yang namanya Adu domba tersebut karena dampaknya sangatlah buruk. Pada lukisan ini kita juga dapat mengambil hikmah yaitu jangan lah kita sesekali melakukan hal yang tercela, karena kita adalah makhluk ciptaan Allah SWT  yang paling tinggi derajatnya. Allah memberikan kita akal yang tidak di berikan-Nya kepada makhluknya yang lain. Kita mesti mempergunakan semua pemberian itu dalam hal yang baik, karena sesungguhnya yang membedakan kita dengan makhluk lain adalah iman dan akal. Jadi pergunakan lah semuanya pada hal yang semestinya.
            Adapun pesan dan amanat dari pameran apresiasi seni ini adalah kita tidak hanya bisa berekspresi dengan suara, gerak, dan tulisan, tapi kita juga dapat berekspresi dengan gambar dan warna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar